NAMA : ADITYA
NUGROHO
KELAS : 1EB14
NPM : 20215193
Industrialisasi
di Indonesia
A. Konsep dan Tujuan Industrialisasi
Awal konsep
industrialisasiè Revolusi industri abad 18 di Inggris Penemuan metode baru dlm
pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan
peningkatan produktivitas factor produksi.
Industrialisasi
adalah sistem produksi yang muncul dari pengembangan yang mantap penelitian dan
penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan
spesialisasi, menggunakan alat-alat bantu mekanik, kimiawi, mesin, dan
organisasi serta intelektual dalam produksi.
Industrialisasi
dalam arti sempit menggambarkan penggunaan secara luas sumber-sumber tenaga
non-hayati, dalam rangka produksi barang atau jasa. Meskipun definisi ini
terasa sangat membatasi industrialisasi tidak hanya terdapat pada pabrik atau
manufaktur, tapi juga bisa meliputi pertanian karena pertanian tidak bisa lepas
dari mekanisasi (pemakaian sumber tenaga non-hayati) demikian pula halnya
dengan transportasi dan komunikasi.
Industrialisasi
merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan
ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam
melimpah yang ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi.
Tujuan
pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang
ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri
maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :
1.
Meningkatkan
penyerapan tenaga kerja industri.
2.
Meningkatkan
ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
3.
Memberikan
sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
4.
Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
5.
Meningkatkan kemampuan teknologi.
6.
Meningkatkan
pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
7.
Meningkatkan
penyebaran industri.
B.
Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
a.
Kemampuan teknologi dan inovasi.
b.
Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita.
c.
Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya
memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri
tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih
cepat.
d.
Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah
penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan
ekonomi.
e.
Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap
implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
f.
Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam
industrialisasi.
g.
Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi
industri orientasi ekspor.
C.
Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional
Perusahaan manufaktur merupakan penopang
utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur
di sebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri
secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek
kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.
Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai
sendi perekonomian nasional, perkembangan industri di Indonesia secara nasional
belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan perkembangan
industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat merosot
ketimbang grafik peningkatannya.
Sebuah hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah lembaga
internasional terhadap prospek industri manufaktur di berbagai negara
memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan. Dari 60 negara yang menjadi
obyek penelitian, posisi industri manufaktur Indonesia berada di posisi
terbawah bersama beberapa negara Asia, seperti Vietnam. Riset yang meneliti
aspek daya saing produk industri manufaktur Indonesia di pasar global,
menempatkannya pada posisi yang sangat rendah.
Industri manufaktur masa depan adalah industri-industri yang mempunyai daya
saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia
(comparative advantage), seperti luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk
serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan kemampuan atau
daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia
Indonesia (competitive advantage).
D. Permasalahan
Industrialisasi
Industrialisasi di negara berkembang pada umumnya dilakukan sebagai upaya
mengganti barang impor, dengan mencoba membuat sendiri komoditi-komoditi yang
semula selalu diimpor. Mengalihkan permintaan impor dengan melakukan
pemberdayaan produksi dari dalam negeri.
Strategi yang pertama dilakukan adalah pemberlakuan hambatan tarif terhadap
impor produk-produk tertentu. Selanjutnya disusul dengan membangun industri
domestik untuk memproduksi barang-barang yang biasa di impor tersebut. Ini
biasanya dilaksanakan melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing
yang terdorong untuk membangun industri di kawasan tertentu dan unit-unit
usahanya di negara yang bersangkutan, dengan dilindungi oleh dinding proteksi
berupa tarif. Selain itu, mereka juga diberi insentif-insentif seperti
keringanan pajak, serta berbagai fasilitas dan rangsangan investasi
lainnya.
Untuk industri kecil yang baru tumbuh terutama di negara yang sedang
berkembang. Industri yang baru dibangun belum memiliki kemampuan yang memadai
untuk berkompetisi secara frontal dengan industri mapan dari negara-negara yang
sudah maju. Industri negara maju sudah berada di jalur bisnisnya dalam waktu
yang sudah lama dan sudah mampu melakukan efisiensi dalam proses-proses produksinya.
Mereka mempunyai informasi dan pengetahuan yang cukup tentang optimisasi proses
produksi, situasi dan karateristik pasar, serta kondisi pasar tenaga kerja
sehingga mereka mampu menjual produk yang berharga murah di pasar internasional
tetapi masih tetap bisa menghasilkan keuntungan yang memadai.
Dibeberapa negara, para produsen domestik mereka tidak hanya mampu memenuhi
kebutuhan pasar domestik tanpa tarif, akan tetapi juga untuk ekspor ke pasar
internasional. Hal ini bisa mereka lakukan karena mereka telah mampu
menghasilkan produk tersebut dengan struktur biaya yang murah sehingga harga
yang ditawarkan sangat kompetitif dan mampu bersaing di pasar luar negeri, maka
banyak pemerintahan negara-negara dunia ketiga yang tertarik dan menerapkan
strategi industrialisasi substitusi impor tersebut.
Perekonomian nasional memiliki berbagai permasalahan dalam kaitannya dengan
sektor industri dan perdagangan:
1.
Industri nasional selama ini lebih menekankan pada industri berskala luas
dan industri teknologi tinggi. Adanya strategi ini mengakibatkan berkembangnya
industri yang berbasis impor. Industri-industri tersebut sering terpukul oleh
depresiasi mata uang rupiah yang tajam.
2.
Penyebaran industri belum merata karena masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Industri yang hanya terkonsentrasi pada satu kawasan ini tentulah tidak sejalan
dengan kondisi geografis Indonesia yang menyebut dirinya sebagai negara
kepulauan.
3.
Lemahnya kegiatan ekspor Indonesia yang tergantung pada kandungan impor
bahan baku yang tinggi, juga masih tingginya tingkat suku bunga pinjaman bank
di Indonesia, apalgi belum sepenuhnya Indonesia diterima di pasar
internasional.
4.
Komposisi komoditi ekspor Indonesia pada umumnya bukan merupakan komoditi
yang berdaya saing, melainkan karena berkaitan dengan tersedianya sumber daya
alam - seperti hasil perikanan, kopi, karet, dan kayu. tersedianya tenaga kerja
yang murah – seperti pada industri tekstil, alas kaki, dan barang elektronik.
5.
Komoditi primer yang merupakan andalan ekspor Indonesia pada umumnya dalam bentuk
bahan mentah sehingga nilai tambah yang diperoleh sangat kecil. Misalnya
Indonesia mengekspor kayu dalam bentuk gelondongan, yang kemudian diimpor lagi
dalam bentuk mebel karena terbatasnya penguasaan desain dan teknologi.
6.
Masih relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh sistem pendidikan formal dan pola pelaksanaan pelatihan yang
cebderung masih bersifat umum dan kurang berorientasi pada perkembangan
kebutuhan dunia usaha. Selain itu, rendahnya kualitas sumber daya manusia
akibat dari pola penyerapan tenaga kerja di masa lalu yang masih mementingkan
pada jumlah tenaga manusia yang terserap. ketimbang kualitas tenaga manusianya.
Beberapa ahli menilai penyebab utama dari kegagalan Indonesia dalam
berindustri adalah karena industri Indonesia sangat tergantung pada impor
sumber-sumber teknologi dari negara lain, terutama negara-negara yang telah
maju dalam berteknologi dan berindustri. Ketergantungan yang tinggi terhadap
impor teknologi ini merupakan salah satu faktor tersembunyi yang menjadi
penyebab kegagalan dari berbagai sistem industri dan sistem ekonomi di
Indonesia.
Sistem industri Indonesia tidak memiliki kemampuan pertanggungjawaban dan
penyesuaian yang mandiri. Karenanya sangat lemah dalam mengantisipasi perubahan
dan tak mampu melakukan tindakan-tindakan pencegahan untuk menghadapi
terjadinya perubahan tersebut. Tuntutan perubahan pasar dan persaingan antar
industri secara global tidak hanya mencakup perubahan di dalam corak, sifat,
kualitas, dan harga dari komoditas yang diperdagangkan, tetapi juga tuntutan
lain yang muncul karena berkembangnya idealisme masyarakat dunia terhadap hak
azasi manusia, pelestarian lingkungan, liberalisasi perdagangan, dan
sebagainya.
Gerak ekonomi Indonesia sangat tergantung pada arus modal asing yang masuk
atau keluar Indonesia serta besarnya cadangan devisa yang terhimpun melalui
perdagangan dan hutang luar negeri.
Kebijakan yang telah secara berkelanjutan ditempuh tersebut, teramati tidak
mampu membawa ekonomi Indonesia menjadi makin mandiri, bahkan menjadi
tergantung pada:
- Ketergantungan
kepada pendapatan ekspor,
- Ketergantungan
pada pinjaman luar negeri,
- Ketergantungan
kepada adanya investasi asing,
- Ketergantungan
akan impor teknologi dari negara-negara industri.
E. Strategi Pembangunan Sektor Industri
Startegi
Pelaksanaan Industrialisasi :
Strategi substitusi impor (Inward Looking)
Bertujuan
mengembangkan industri berorientasi domestic yang dapat menggantikan produk
impor. Negara yang menggunakan strategi ini adalah Korea & Taiwan.
Pertimbangan
menggunakan strategi ini :
·
Sumber daya
alam & Faktor produksi cukup tersedia
·
Potensi
permintaan dalam negeri memadai
·
Sebagai
pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri
·
Kesempatan
kerja menjadi luas
·
Pengurangan
ketergantungan impor, shg defisit berkurang’
Strategi
promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi
ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang
memiliki keunggulan bersaing.
Rekomendasi
agar strategi ini dapat berhasil :
·
Pasar harus
menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang yang
bisa baik pasar input maupun output.
·
Tingkat
proteksi impor harus rendah.
·
Nilai tukar
harus realistis.
·
Ada insentif
untuk peningkatan ekspor.
Unsur-Unsur
Industrialisasi
1. Masyarakat yang melakukan proses produksi dengan
menggunakan mesin
2. Berskala besar
3. Pembagian kerja teknis yang relatif kompleks
4. Menggunakan tenaga kerja yang keterampilannya
bermacam-macam
Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti pergantian teknik produksi dari cara
yang masih tradisional ke cara modern, yang terkandung dalam revolusi industri.
Dalam hal ini terjadi proses transformasi, yaitu suatu perubahan masyarakat
dalam segala segi kehidupannya (Dharmawan).