Nama : Aditya
Nugroho
Kelas : 1EB14
NPM : 20215193
SEKTOR PERTANIAN
A. Sektor Pertanian di
Indonesia
a.
Selama periode 1995-1997
: PDB sektor pertanian
(peternakan, kehutanan dan perikanan) menurun dan sektor lain seperti menufaktur meningkat.
b.
Sebelum krisis moneter, laju pertumbuhan output sektor
pertanian < ouput sektor non pertanian
c.
1999 semua sektor turun kecuali listrik, air dan gas.
Rendahnya
pertumbuhan output pertanian disebabkan:
·
Iklim
: Kemarau jangka panjang berakibat volume dan daya saing turun.
·
Lahan
: Lahan garapan petani semakin kecil.
·
Kualitas
SDM : Rendah.
·
Penggunaan
Teknologi : Rendah.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup ( termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia ) untuk
kepentingan manusia, sedangkan dalam arti sempit, pertanian juga diartikan
sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman
tertentu.
Struktur
perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai sekarang masih
menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai
langkah-langkah perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan
mempertimbangkan usaha mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan
daerah, sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi
kembali sesuai dengan konteks kekinian dan tantangan perekonomian Indonesia di
era globalisasi. Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama
dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia,
yaitu penduduk Indonesia sejahtera.
Berdasarkan
pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur
perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka
kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan
pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat. Kontribusi sektor
pertanian dalam perekonomian dapat dapat dikatakan sangat penting karena mampu
memberika kontribusi diberbagai lini diantaranya:
1.
Peranan
dalam pembentukan GDP
2.
Peranan
dalam penyerapan tenaga kerja
3.
Peranan
dalam sektor perdaganga
4.
Peranan dalam pembangunan ekonomi daerah
5.
Peranan
dalam ketahanan pangan indonesia
6.
Peranan
dalam pelestaria lingkungan hidup
Kepala badan pusat statistik kota
tarakan Ir. Nur Wahid mengatakan “dari 112,8 juta penduduk indonesia yang
bekerja pada februari 2012, sektor pertanian mampu menyerap teanaga kerja
sebanyak 36,52%. Masyarakat agribisns dan agroindustri indonesia (MAI) menilai
sektor peraian tanah air saat in dalam kondisi menyedihkan karena lonjakan
impor yang tinggi. Ketua MAI Fadel Muhmmad mengatakan kebjakan impor komuditas
pertanian yang dulu hanya 20-30% kini melonjak hingga 70%. Selain itu yang
sangat disayangkan oleh ketua MAI ini adalah tidak mampunya BUMN sektor
pertanian shingga yang terjadi justru banyaknya perusahaan asing yang
mendominasidi dalam negeri. Sementara itu nilai impor pangan dalam negeri
begitu mencengangkan yaitu Rp. 81,5 triliun. Fadil mengatakan ada 3 pondasi
untuk mengembangkan sektor pertanian yaitu:
1.
Bangsa yang
mandiri
2.
Mampu
memproduksi pangan sendiri
3.
Pertumbuhan
yang berkeadilan
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi
oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor
perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan
12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor
pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan
industri pengolahan 1,6 persen.
Data ini juga menunjukkan peran penting dari sektor
pertanian sebagai sektor tempat mayoritas tenaga kerja Indonesia memperoleh
penghasilan untuk hidup. Sesuai dengan permasalahan di sektor pertanian yang
sudah disampaikan di atas, maka kita mempunyai dua strategi yang dapat
dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di
masa depan yaitu:
1.
Melakukan
Revitalisasi berbagai sarana pendukung sector pertanian, dan pembukaan lahan
baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan
sumber daya yang memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan
produktivitasnya, perlu dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah
insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan usahanya dalam pertanian.
Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin banyak tenaga kerja dan lahan yang
akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih menarik
2.
Dengan
mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan
menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor
yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan
restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan,
listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di sektor
ini. Struktur perekonomian Indonesia sekarang adalah refleksi dari arah
perekonomian yang dilakukan di masa lalu. Era orde baru dan era reformasi juga
telah menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor penting yang
membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian
juga menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia.
Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita dapat meneruskan hasil dari kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah dibangun puluhan tahun lalu, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai saat sekarang ini
Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita dapat meneruskan hasil dari kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah dibangun puluhan tahun lalu, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai saat sekarang ini
Hal yang sama juga di tuturkan oleh
kepala badan pusat statistik Suryamin saat workshop BPS di hotel Palace Bogor
(24/2011)” sektor pertanian menyumbang 14,7%
Produk Domestik Bruto (PDB) th lalu.Capaian kinerja ii sekaligus
menempatkan sektor pertanian di peringkat kedua setslah industri yang
memberikan konstribusi sebesar 24,3%. Sektor pertanian pun mampu menyerap
tenaga kerja sebesar 36,5 persen dri 112,8 jua penuduk bekerja.
B.
Nilai Tukar Petani (NTP)
Nilai Tukar Petani merupakan salah
satu indicator yang biasa digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan petani
di pedesaan pada tahun tertentu di bandingkan dengan kondisi pada tahun dasar
(Setiani, et-al, 2007). Nilai tukar petani adalah salah satu indicator
produksi untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani, sebagai persentase dari
perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang
dibayar petani (Karmiati, 2006). Yang dimaksud dengan nilai tukar petani adalah
perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga
yang dibayar petani (Ib) dalam persentase. Nila tukar petani juga merupakan
suatu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan atau
kemampuan daya beli petani (BPS, 2006). Secara konsepsional nilai tukar petani
adalah pengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang
dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah
tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian.
Petani adalah setiap orang yang
melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di
bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan,
perikanan termasuk penangkapan ikan, dan pemungutan hasil laut (Hernanto,1991).
Petani yang dimaksud disini adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian
(tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan rakyat) atas resiko sendiri
dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap
(sewa/kontrak/bagi hasil) (BPS, 2006). Harga yang diterima petani adalah
rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan biaya
transportasi atau pengangkutan dan biaya pengepakan ke dalam harga penjualannya
atau disebut Fram Gate (harga di sawah/ladang setelah pemetikan).
Pengertian harga rata-rata adalah harga yang bila dikalikan dengan volume
penjualan petani akan mencerminkan total uang yang diterima petani tersebut.
Harga yang
dibayar petani adalah rata-rata harga eceran barang atau jasa yang dikonsumsi
atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri
maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Pasar adalah tempat terjadinya
transaksi antara penjualan dan pembelian atau tempat yang biasanya terdapat
penawaran dan permintaan. Harga eceran pedesaan adalah harga transaksi antar
penjual dan pembeli secara eceran di pasar setempat untuk tiap jenis barang
yang dibeli dengan tujuan untuk dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual
kepada pihak lain.
Nilai tukar petani (NTP) adalah rasio antara indeks
harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani
yang dinyatakan dalam persentase. Nilai tukar petani merupakan salah satu
indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani. Pengumpulan data dan perhitungan
NTP di Indonesia
dilakukan oleh Biro Pusat Statistik.
Indeks harga yang diterima petani (IT) adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Dari nilai
IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks
ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor
pertanian.
IT dihitung
berdasarkan nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani, mencakup
sektor padi,
palawija,
hasil
peternakan, perkebunan rakyat, sayuran,
buah, dan hasil
perikanan
(perikanan tangkap maupun budi daya).
Indeks harga yang dibayar petani (IB) adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik kebutuhan
untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.
Dari IB, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani
yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi
harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan IB
juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
IB dihitung
berdasarkan indeks harga yang harus dibayarkan oleh petani dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dan penambahan barang modal dan biaya produksi, yang dibagi
lagi menjadi sektor makanan dan barang dan jasa non makanan.
Secara umum NTP menghasilkan 3
pengertian :
·
NTP > 100
berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP pada
tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami surplus. Harga produksi naik
lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik dan menjadi
lebih besar dari pengeluarannya.
·
NTP = 100
berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar,
dengan kata lain petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya
sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan
petani sama dengan pengeluarannya.
·
NTP < 100
berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada tahun
dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi
relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.
Pendapatan petani turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.
Nilai tukar
petani dapat bervariasi di setiap daerah dan berfluktuasi seiring waktu. Nilai
tukar petani dihitung secara skala nasional maupun lokal. Nilai tukar petani
secara nasional pada periode Oktober 2013 mengalami peningkatan 0.71% dari 104,56
poin pada periode September 2013 ke 105,30 poin namun secara lokal, misal di Jambi, didapatkan hasil
yang berbeda. Di Jambi pada periode yang sama nilai tukar petani naik sebesar
0,63 persen dibanding bulan sebelumnya yaitu dari 87,56 point menjadi 88,11
point pada Oktober 2013. Peningkatan nilai tukar petani di Bali juga dilaporkan berbeda,
yakni sebesar 0,16 persen dari 106,82 persen pada September 2013 menjadi 107
persen pada bulan Oktober 2013. Orientasi pembangunan saat ini yang berfokus
pada industri dan modal cenderung mengesampingkan pembangunan pertanian
pedesaan, sehingga indikator nilai tukar petani tidak masuk ke dalam tujuan
pembangunan.
C.
Investasi di Sektor Pertanian
Investasi di sector pertanian
tergantung :
a. Laju pertumbuhan
output
b. Tingkat daya saing global komoditi
pertanian
Investasi:
a. Langsungè Membeli mesin
b. Tdk Langsungè Penelitian & Pengembangan
Hasil penelitian:
a.
Supranto (1998)è laju pertumbuhan sektor ini rendah, karena PMDN &
PMA serta kerdit yg mengalir kecil. Hal ini karena resiko lebih tinggi (gagal
panen) dan nilai tambah lebih kecil di sektor pertanian.
Tabel
5.17 Investasi di sektor pertanian & industri manufaktur (Rp milyar)
1993-96
Sektor
|
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
Pertanian
|
2.735
|
4.545
|
7.128
|
15.284
|
Manufaktur
|
24.032
|
31.922
|
43.342
|
59.218
|
b.
Simatupang (1995)è kredit perbankan lebih byk megalir ke sektor non
pertanian & jasa dibanding ke sektor pertanian.
Tabel 5.18 Kredit Perbankan di sektor pertanian &
industri manufaktur (Rp milyar) 1993-96
Sektor
|
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
Pertanian
|
7.846
|
8.956
|
9.841
|
11.010
|
Manufaktur
|
11.346
|
13.004
|
15.324
|
15.102
|
Penurunan ini disebabkan ROI sector
pertanian +/- 15 %,shg tdk menarik.
D.
Keterkaitan Pertanian dengan Industri Manufaktur
Salah
satu penyebab krisis ekonomiè
kesalahan industrialisasi yg tidak berbasis pertanian. Hal ini terlihat bahwa
laju pertumbuhan sector pertanian (+) walaupu kecil, sedangkan industri
manufaktur (-). Jepang, Taiwan & Eropa dlm memajukan industri manufaktur
diawali dg revolusi sector pertanian.
Alasan
sector pertanian harus kuat dlm proses industrialisasi:
1. Sektor pertanian
kuatè pangan terjaminè tdk ada laparèkondisi sospol stabil
2. Sudut Permintaanè Sektor pertanian kuatè pendapatan riil perkapita naikè permintaan oleh petani thd produk industri manufaktur
naik berarti industri manufaktur berkembang & output industri menjadi input
sektor pertanian
3. Sudut Penawaranè
permintaan produk pertanian sbg bahan baku oleh industri manufaktur.
4. Kelebihan output
siktor pertanian digunakan sbg sb investasi sektor industri manufaktur spt
industri kecil dipedesaan.
Kenyataan di Indonesia keterkaitan produksi sektor
pertanian dam industri manufaktur sangat lemah dan kedua sektor tersebut sangat
bergantung kepada barang impor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar