PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN KARIER
I. PERENCANAAN KARIR
A. Pengertian Perencanaan Karir
Perencanaan Karir (career planning) terdiri atas dua suku
kata, yaitu perencanaan dan karir. Perencanaan didefinisikan sebagai proses
penentuan rencana atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang. Sedangkan karir adalah semua pekerjaan yang dilakukan seseorang selama
masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan dan nilai bagi
kehidupan seseorang.
Perencanaan karir adalah suatu proses yang digunakan seseorang
untuk memilih tujuan karir dan jalur karir untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Sebagai suatu proses yang bertujuan untuk menyesuaikan tujuan karir
dan kemampuan untuk mengisinya secara sistematis. Melalui perencanaan karir (career
planning) setiap individu mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri,
mempertimbangkan kesempatan karir alternative, menyusun tujuan karir, dan
merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis.
B. Tujuan Program Perencanaan Karir
Tujuan perencanaan karir menurut Dillard (1985: 3) antara
lain:
a. Memperoleh kesadaran dan pemahaman diri (acquiring self
awareness).
Penilaian kekuatan dan kelemahan individu merupakan langkah
penting dalam perencanaan karir. Salah satu penilaian memungkinkan
individu untuk lebih memahami diri sendiri yang berhubungan dengan tujuan
dan rencana karir. Hasil penilaian ini akan memungkinkan individu untuk
realistis dalam mengevaluasi diri sendiri dan membantu atau menerapkan
karir secara tepat. Pengetahuan untuk perencanaan karir dapat menghindari
ketidakpuasan, kekecewaan, dan ketidakbahagiaan melalui kesadaran diri
yang akurat.
Dengan memahami diri sendiri, individu dapat mencapai
kecerdasan kearah efisien dalam kehidupannya dan dapat mulai mengelola
kesulitan yang mungkin terjadi dalam hidupnya. Akhirnya, dengan individu
lebih memahami dan menerima diri sendiri, individu dapat membangun landasan
dalam memahami dan menerima orang lain.
b. Mencapai kepuasan pribadi.
Mencapai kepuasan karir secara pribadi adalah salah satu tujuan
dalam perencanaan karir. Individu menghabiskan sebagian besar kehidupannya
dengan bekerja, individu harus memilih karir yang menghasilkan keuntungan
tertinggi dalam kepuasan pribadi. Individu mungkin lebih suka dalam
kegiatan karir yang mirip dengan minat individu atau yang memberikan
perasaan emosional dan atau kesenangan fisik.
Untuk memperoleh kepuasan dari pekerjaan, individu
harus memahami persyaratan karir dan mengenali minat beserta
keinginannya. Jika Individu biasanya menikmati hidup, individu mungkin
akan puas dengan karirnya atau, lebih spesifik lagi jika individu puas
dengan kejadian sehari-hari yang berurusan dengan pekerjaan positif.
Ketika individu merasa puas dengan pekerjaan, individu akan cenderung
untuk mengekspresikan sikap positif terhadap aspek-aspek lain dari
kehidupannya.
Untuk mencapai kepuasan pribadi, individu mencari gaji atau
bayaran yang lebih memadai dan hadiah yang berwujud. Faktor-faktor yang
berkontribusi untuk kepuasan individu adalah kondisi bekerja, tantangan,
dan hubungan interpersonal.
Beberapa studi menunjukkan bahwa pekerja yang kurang terdidik,
tidak terampil, dan lebih muda mengalami kepuasan kerja kurang dari pada
pekerja profesional, pekerja teknik, pekerja kantor, dan pemilik bisnis
yang independen.
c. Mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan
penghasilan yang sesuai (preparing for adequate placement).
Individu yang akan mencari pekerjaan harus dirancang secara
khusus. Selama perencanaan karir, individu mungkin ingin menghindari
daerah-daerah yang memberikan peluang terbatas atau tidak sesuai dengan
minatnya. Hal ini sama pentingnya untuk menginvestasikan waktu dan energi
ini dengan karir individu mengidentifikasi tanpa melampaui batas kemampuan
individu. Sepanjang perencanaan karir, fokus perhatian orang-orang adalah
pada karir cocok yang paling untuk individu. Menilai aset dan kewajiban
serta membandingkannya dengan persyaratan untuk berbagai jenis karir.
Pendekatan seperti ini akan membantu individu menemukan karir dan individu
akan cukup siap menerima karir tersebut.
d. Efisiensi usaha dan penggunaan waktu (efficiently using time
and effort).
Tujuan lain perencanaan karir adalah untuk memungkinkan individu
untuk secara sistematis memilih karir. Perencanaan sistematis akan
membantu menghindari metode uji coba (trial-and-error) dan membantu
menghabiskan lebih banyak waktu bekerja ke arah tujuan lain.
Individu dapat menggunakan waktu secara efisien untuk
mempelajari diri sendiri dalam kaitannya dengan berbagai pilihan karir.
Umumnya, orang-orang yang telah berpartisipasi dalam perencanaan karir
lebih puas dengan karir mereka dan tetap aktif bekerja lebih lama daripada
mereka yang tidak melakukan perencanaan karir.
C. Tujuan Program Perencanaan Karir Organisasional
- Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat
yang tersedia
- Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk
memikirkan jalur – jalur karir tradisional atau jalur karir
- Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di
dalam dan di antara divisi dan atau lokasi geografis
- Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan
- Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job
training yang diberikan oleh perpindahan karir vertical dan horizontal
D. Unsur-Unsur Program Perencanaan Karir
Ada empat unsur program perencanaan karir yaitu:
- Penilaian individu tentang kemampuan, minat, kebutuhan
karir dan tujuan;
- Penilaian organisasi tentang kemampuan dan kesanggupan
pegawai;
- Komunikasi informasi mengenai kebebasan memilih dan
kesempatan karir pada organisasi; dan
- Penyuluhan karir untuk menentukan tujuan-tujuan
realistik dan rencana untuk pencapaiannya.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencaan karir,
yaitu sebagai berikut :
a) Tahap Kehidupan Karir
Seseorang akan berubah secara terus menerus dan kemudian
memandang perbedaan karir mereka pada berbagai tingkatan dalam hidupnya. Yang
dilakukan individu dalam upaya pengembangan karirnya meliputi tahapan sebagai
berikut:
- Entry Stage
Merupakan tahap mulai memasuki organisasi. Pada tahap ini
individu akan bertanya apakah keahliannya diterapkan disini, bagaimana
pekerjaannya, dan apakah dia dapat berkembang dan mencapai tujuan karir sesuai
dengan minat, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.
- Mastery Stage
Adalah tahap dimana seseorang menginginkan jabatan baru yang
lebih tinggi atau lebih menarik karena pengalaman dan juga keahlian yang dia
miliki. Pada tahap ini dapat terjadi 2 kemungkinan kecenderungan diantaranya:
– Achievement stage: Ditandai dengan
keinginan seseorang atau dipromosikan untuk jabatan yang lebih tinggi.
– Mid-career stage: ditandai dengan keinginan untuk
penilaian kembali kariernya dan motivasi kerja juga sudah menurun.
- Passage Stage
Dahulu tahap ini dikatakan masa-masa pegawai untuk mempersiapkan
pensiun, namun masa sekarang akibat faktor-faktor terjadinya lebih banyak oleh
pemutusan hubungan kerja, baik sebagai akibat dari situasi ekonomi maupun
karena pemecatan, dan banyak factor yang mempengaruhi karier seperti
tersedianya pekerjaan diluar organisasi dan kesempatan pendidikan yang didapat.
b) Dasar Karir
Setiap orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang dan
pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain.
Ada lima perbedaan motif dasar karir yang menjelaskan
jalan bagi orang-orang untuk memilih dan mempersiapkan karirnya, di mana mereka
menyebutnya sebagai jangkar karir (career anchors) yaitu antara lain:
- Kemampuan manajerial
Tujuan karir bagi manajer adalah untuk meningkatkan kualitas
dari diri sendiri, analitis dan kemampuan emosional.
- Kemampuan fungsional-teknis
Digunakan para teknisi yang akan melanjutkan pengembangan dari
bakat teknisnya. Orang-orang tersebut tidak mencari kedudukan dalam manajerial.
- Keamanan
Digunakan untuk kesadaran keamanan individu untuk memantapkan
kesadaran karir mereka.
- Kreativitas
Seseorang yang kreatif memiliki sedikit sikap seperti pengusaha.
Mereka ingin menciptakan atau membangun sesuatu yang benar-benar milik mereka.
- Otonomi dan kebebasan
Dasar karir ini digunakan untuk orang yang memiliki hasrat
kebebasan agar bebas dari aturan-aturan organisasi. Mereka menilai otonomi dan
ingin menjadi bos dari mereka sendiri dan bekerja pada langkah mereka sendiri.
c) Jalur Karir
Jalur karier merupakan urutan jabatan jabatan yang dapat
diduduki untuk mencapai tujuan karier seseorang, misalnya di sebuah sekolah,
jalur karier untuk menjadi kepala sekolah yang dimulai dari guru adalah guru
bidang studi-wakil kepala sekolah-kepala sekolah, dengan waktu yang diharuskan
menduduki jabatan ini, persyaratan umtuk kerja, dan persyaratan lainnya. Hal
ini disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti tingkat pendidikan
dan kebijakan organisasi, tenaga pendidikan dapat memulai kariernya dari
jabatan yang berbeda beda. Seseorang mungkin dapat langsung menjadi kepala
sekolah disebabkan kebijakan organisasi yang tidak semua orang bisa menjadi
seperti itu.
Secara teori, beberapa system jalur karier sebagai berikut:
- Vertical system, adalah jalur karier yang dapat dilalui
dalam satu fungsi melalui hirarki.
- Trunk and Branch system adalah jalur dimana sesorang
untuk menaiki posisi yang lebih tinggi diharuskan melalui posisi pada
fungsi lain.
- Planned job rotation system, adalah jalur trunk and
branch system yang dimana organisasi melakukan perencanaan yang teliti
mengenai pengalihan seseorang dari satu jabatan sebelum menduduki jabatan
tertentu.
- Diamond system, adalah jalur karier yang lebih banyak
posisi berubah menyamping daripada naik ke atas.
F. Langkah-Langkah Perencanaan Karir
- menilai diri sendiri
- Menetapkan tujuan karir
- menyiapkan rencana-rencana kegiatan untuk mencapai
tujuan karir
- melaksanakan rencana-rencana
G. Manfaat Perencanaan Karir
Dengan adanya perencanaan karir, maka perusahaan dapat :
- Menurunkan tingkat perputaran karyawan ( turnover),
dimana perhatian terhadap karir individual dalam perencanaan karir yang
telah ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas pada perusahaan di mana
mereka bekerja, sehingga akan memungkinkan menurunkan tingkat perputaran
karyawan.
- Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karir yang
baik akan dapat mendorong semangat kerja karyawan untuk tumbuh dan
berkembang, dengan demikian motivasi karyawan dapat terpelihara.
- Memenuhi kebutuhan – kebutuhna organisasi akan sumber
daya manusia di masa yang akan datang.
- Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang
lebih baik mengenai jalur potensial karir di dalam suatu organisasi.
- Mengembangkan pegawai yang dapat dipromosikan,
perencanaan karir membantu membangun penawaran internal atas talenta yang
dapat dipromosikan untuk mempertemukan dengan lowongan yang disebabkan
oleh masa pension, berhenti bekerja dan pengembangan.
H. Istilah-istilah Perencanaan Karier
- Karier (Career)
Seluruh pekerjaan/jabatan yang ditangani atau dipegang selama
kehidupan kerja seseorang.
- Jalur Karier (Career Path)
Jalur karier adalah pola pekerjaan-pekerjaaan berurutan yang
membentuk karier seseorang.
- Sasaran-sasaran Karier (Career Goals)
Sasaran karier adalah posisi di waktu yang akan datang dimana
seseorang berjuang untuk mencapainya sebagai bagian dari kariernya.
- Perencanaan Karier (Career Planning)
Proses melalui mana seseorang memilih sasaran karier dan jalur
ke sasaran tersebut.
- Pengembangan Karier (Career Development)
Peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk
mencapai suatu rencana karier.
I. Elemen Utama Perencanaan Karir (Career
Planning)
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen
utama yaitu:
- Perencanaan Karir Individual
Perencanaaan karir individual terfokus pada individu yang
meliputi latihan diagnostic, dan prosedur untuk membantu individu tersebut
menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan kemampuannya.
Perencanaan karir individual meliputi :
- Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan,
tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan, ataupun jangka karirnya (career
anchor)
- Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe
kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di luar organisasi
- Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri
- Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan
serta pengembangan strategi karir
- Perencanaan transisi karir
- Perencanaan Karir Organisasional
Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM
dan sejumlah aktivitas karir dengan lebih menitik beratkan pada jenjang atau
jalur karir (career path).
Peran HRD Dalam Perencanaan Karir
INDIVIDUAL :
- Menerima tanggung jawab untuk karir sendiri
- Perkirakan minat, ketrampilan dan nilai sendiri
- Cari informasi dan rencana karir
- Bangunlah tujuan dan rencana karir
- Manfaatkan peluang pengembangan
- Berbicaralah dengan manajer tentang karir kita
- Ikutilah seluruh rencana karir yang realistic
MANAJER :
- Berikan umpan balik kinerja yang ontime
- Berikan dukungan dan penilaian pengembangan
- Berpatisipasilah dalam diskusi pengembangan karir
- Dukunglah rencana pengembangan karyawan
ORGANISASI :
- Komunikasikan misi, kebijakan dan prosedur
- Berikan peluang pelatihan dan pengembangan
- Berikan informasi karir dan program karir
- Tawarkan satu keanekaragaman pilihan karir
II. PENGEMBANGAN KARIR
A. Pengertian Pengembangan Karir
Andrew J. Dubrin (1982) mengemukakan
bahwa pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu
pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan agar
perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara
maksimum.
Pengembangan karir adalah suatu langkah yang ditempuh perusahaan
untuk menghadapi tuntutan tugas karyawan dan untuk menjawab tantangan masa
depan dalam mengembangkan sumber daya manusia di perusahaan yang merupakan
suatu keharusan dan mutlak diperlukan (Siagian, 2001).
Pengembangan karir juga dapat didefinisikan sebagai pendekatan
formal yang diambil organisasi untuk memastikan bahwa orang-orang dengan
kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada saat dibutuhkan, karena
perencanaan dan pengembangan karir menguntungkan individu dan organisasi (Simamora,
2006).
Pengembangan karir (career development) meliputi
aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur
karir yang direncanakan. Beberapa prinsip pengembangan karir adalah sebagai
berikut :
- Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap pengembangan karir.
- Bentuk pengembangan skillyang dibutuhkan
ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik
- Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu
belum memperolehskill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan
- Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat
direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan
individu yang rasional.
Implementasi perencanaan karir merupakan pengembangan karir.
Untuk itu pengembangan karir dapat didefinisikan sebagai semua usaha
pribadi karyawan yang ditujukan untuk melaksanakan rencana karirnya melalui
pendidikan, pelatihan, pencarian dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik awal pengembangan karir dimulai dari diri karyawan
sendiri, di mana setiap orang bertanggung jawab atas pengembangan atau kemajuan
karirnya. Setelah komitmen dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan
menguntungkan karyawan dan organisasi, departemen SDM melakukan pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan.
B. Tujuan Pengembangan Karir
Andrew J. Dubrin (1982) menguraikan
sejumlah tujuan pengembangan karir yang dijabarkan sebagai berikut:
- Membantu pencapaian tujuan individu dan perusahaan
dalam pengembangan karier karyawan yang merupakan hubungan timbal balik
yang bermanfaat bagi kesejahteraan karyawan dan tercapainya tujuan
perusahaan. Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik
kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, ini menunjukkan bahwa
tercapai tujuan perusahaan dan tujuan individu.
- Menunjukkan Hubungan Kesejahteraan Pegawai Perusahaan
merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan kesejahteraannya sehingga
memiliki loyalitas yang lebih tinggi.
- Membantu pegawai menyadari kemampuan potensinya.
Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai akan kemampuannya untuk
menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya.
- Memperkuat hubungan antara Pegawai dan Perusahaan
Pengembangan karier akan memperkuat hubungan dan sikap pegawai terhadap
perusahaannya.
- Membuktikan Tanggung Jawab Sosial Pengembangan karier
suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan pegawai-pegawai lebih
bermental sehat.
- Membantu memperkuat pelaksanaan program-program
Perusahaan Pengembangan karir membantu program-program perusahaan lainnya
agar tercapai tujuan perusahaan.
- Mengurangi Turnover (pergantian karyawan karena
mengundurkan diri) dan Biaya Kepegawaian Pengembangan karier dapat
menjadikan turnover rendah dan begitu pula biaya kepegawaian menjadi lebih
efektif.
- Mengurangi Keusangan Profesi dan Manajerial
Pengembangan karier dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan
profesi dan manajerial.
- Menggiatkan Analisis dari Keseluruhan Pegawai
Perencanaan karir dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan
kepegawaian
- Menggiatkan Pemikiran (Pandangan) Jarak Waktu yang
Panjang Pengembangan karier berhubungan dengan jarak waktu yang panjang.
Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan
kualifikasi yang sesuai porsinya.
C. Unsur-Unsur Pengembangan Karir
Penyusunan suatu program pengembangan karir bagi tenaga kerja
dalam suatu organisasi harus dilakukan dengan memperhatikan berbagai
kemungkinan yang berusaha mencapai keseimbangan antara kepentingan individu
tenaga kerja dan kepentingan masyarakat (dalam hal ini organisasi), sehingga
pengembangan karir yang terjadi diharapkan mampu menghasilkan keuntungan bagi
kedua belah pihak.
Bagi individu tenaga kerja diharapkan pengembangan karir akan
mampu memperbaiki kualitas kehidupannya dari masa ke masa. Sedangkan bagi
organisasi keuntungan yang diharapkan adalah terjaminnya kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki serta pemanfaatannya secara optimal untuk mewujudkan
tujuan organisasi.
Dalam kaitan ini, Edwin B. Flippo menyebutkan
adanya 3 (tiga) unsur yang harus diperhatikan dalam langkah penyusunan program
pengembangan karir, seperti yang dikutip oleh Bambang Wahyudi
(2002:163) yaitu :
- Menaksir kebutuhan karir (Career need assessment)Karir
bagi seseorang merupakan suatu unsur yang sangat penting dan bersifat
sangat pribadi dalam kehidupannya. Dalam penyusunan program pengembangan
karir, menaksir kebutuhan karir secara individual ini merupakan unsur
pertama yang dikatakan lebih dahulu, karena justru unsur inilah sebenarnya
yang akan sangat berpengaruh terhadap terwujudnya sasaran utama dari
program pengembangan karir, yaitu memelihara sumber daya manusia yang ada
agar tetap memiliki kemauan kerja dalam organisasi dengan intensitas yang
cukup tinggi.
- Kesempatan karir(Career opportunities) Setelah
tenaga kerja didorong untuk menentukan kebutuhan karirnya, maka sudah
sewajarnya apabila diikuti dengan tanggung jawab untuk menggambarkan
kesempatan karir yang ada didalam organisasi yang bersangkutan. Dengan
informasi tentang kesempatan karir yang ada dalam organisasi, maka setiap
tenaga kerja dan calon tenaga kerja mengetahui dengan jelas berbagai
kemungkinan jabatan yang dapat didudukinya.
- Penyesuaian kebutuhan dan kesempatan karir (Need
opportunity alignment)Apabila kedua unsur terdahulu, yaitu kebutuhan
karir dari tenaga kerja dan kesempatan karir yang tersedia telah dapat
ditetapkan, maka yang harus dilakukan adalah mengadakan penyesuaian
diantara kedua kepentingan tersebut. Dalam pelaksanaannya, penyesuaian
tersebut dapat dilakukan dengan bantuan program mutasi tenaga kerja atau
program pelatihan dan pembangunan tenaga kerja.
D. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Karir
Kesuksesan proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi
organisasi secara keseluruhan. Dalam hal ini, beberapa hal atau faktor yang
sering kali amat berpengaruh terhadap manajemen karir adalah :
- Hubungan Pegawai dan Organisasi
Dalam situasi ideal, pegawai organisasi berada dalam hubungan
yang saling menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini, baik pegawai maupun
organisasi dapat mencapai produktifitas kerja yang tinggi.
Namun, kadangkala keadaan ideal ini gagal dicapai. Adakalanya
pegawai sudah bekerja baik, tetapi organisasi tidak mengimbangi prestasi
pegawai tersebut dengan penghargaan sewajarnya. Maka, ketidakharmonisan
hubungan antara pegawai dan organisasi ini cepat atau lambat akan mempengaruhi
proses manajemen karir pegawai. Misalnya saja, proses perencanaan karir pegawai
akan tersendat karena pegawai mungkin tidak diajak berpartisipasi dalam
perencanaan karir tersebut. Proses pengembangan karir pun akan terhambat sebab
organisasi mungkin tidak peduli dengan karir pegawai.
- Personalia Pegawai
Kadangkala, menajemen karir pegawai terganggu karena adanya
pegawai yang mempunyai personalitas yang menyimpang (terlalu emosional, apatis,
terlalu ambisius, curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis,
misalnya, akan sulit dibina karirnya sebab dirinya sendiri ternyata tidak
perduli dengan karirnya sendiri. Begitu pula dengan pegawai yang cenderung
terlalu ambisius dan curang.
Pegawai ini mungkin akan memaksakan kehendaknya untuk mencapai
tujuan karir yang terdapat dalam manajemen karir. Keadaan ini menjadi lebih
runyam dan tidak dapat dikontrol bila pegawai bersangkutan merasa kuat karena
alasan tertentu (punya koneksi dengan bos, mempunyaibacking dari
orang-orang tertentu, dan sebagainya).
- Faktor Eksternal
Acapkali terjadi, semua aturan dalam manajemen karir di suatu
organisasi menjadi kacau lantaran ada intervensi dari pihak luar. Seorang
pegawai yang mempromosikan ke jabatan lebih tinggi, misalnya, mungkin akan
terpaksa dibatalkan karena ada orang lain yangdidrop dari luar
organisasi. Terlepas dari masalah apakah kejadian demikian ini boleh atau
tidak, etis atau tidak etis, kejadian semacam ini jelas mengacaukan menajemen
karir yang telah dirancang oleh organisasi.
- Politicking Dalam
Organisasi
Manajemen karir pegawai akan tersendat dan bahkan mati bila
faktor lain seperti intrik-intrik, kasak-kasak, hubungan antar teman,
nepotisme, feodalisme, dan sebagainya, lebih dominan mempengaruhi karir
seseorang dari pada prestasi kerjanya. Dengan kata lain, bila kadar
“politicking” dalam organisasi sudah demikian parah, maka manajemen karir
hampir dipastikan akan mati dengan sendirinya. Perencanaan karir akan menjadi
sekedar basa-basi. Dan organisasi akan dipimpin oleh orang-orang yang pintar
dalam politickingtetapi rendah mutu profesionalitasnya.
- Sistem Penghargaan
Sistem manajemen (reward system) sangat mempengaruhi
banyak hal, termasuk manajemen karir pegawai. Organisasi yang tidak mempunyai
sistem penghargaan yang jelas (selain gaji dan insentif) akan cenderung
memperlakukan pegawainya secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik
dianggap sama dengan pegawai malas. Saat ini, mulai banyak organisasi yang
membuat sistem penghargaan yang baik (misalnya dengan menggunakan sistem
“kredit poin”) dengan harapan setiap prestasi yang ditunjukkan pegawai dapat
diberi “kredit poin” dalam jumlah tertentu.
- Jumlah Pegawai
Menurut pengalaman dan logika akal sehat, semakin banyak pegawai
maka semakin ketat persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan semakin kecil
kesempatan (kemungkinan) bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan karir
tertentu. Jumlah pegawai yang dimiliki sebuah organisasi sangat mempengaruhi
manajemen karir yang ada. Jika jumlah pegawai sedikit, maka manajemen karir
akan sederhana dan mudah dikelola. Jika jumlah pegawai banyak, maka manajemen
karir menjadi rumit dan tidak mudah dikelola.
- Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah
jabatan yang ada dalam organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis pekerjaan,
dan jumlah personel pegawai yang diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan dan
pekerjaan tersebut. biasanya, semakin besar organisasi, semakin kompleks urusan
manajemen karir pegawai. Namun, kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai
juga lebih banyak.
- Kultur Organisasi
Seperti sebuah sistem masyarakat, organisasi pun mempunyai
kultur dan kebiasaan-kebiasaan. Ada organisasi yang cenderung berkultur
professional, obyektif, raasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang
cenderung feodalistik, rasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang
cenderung menghargai prestasi kerja (sistem merit).
Ada pula organisasi yang lebih menghargai senioritas dari pada
hal-hal lain. Karena itu, meskipun organisasi sudah memiliki sistem manajemen
karir yang baik dan mapan secara tertulis, tetapi pelaksanaannya masih sangat
tergantung pada kultur organisasi yang ada.
- Tipe Manajement
Secara teoritis-normatif, semua manajemen sama saja di dunia
ini. Tetapi dalam impelemntasinya, manajemen di suatu organisasi mungkin amat
berlainan dari manajemen di organisasi lain. Ada manajemen yang cemderung kaku,
otoriter, tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga manajemen yang
cenderung fleksibel, partisipatif, terbuka, dan demokratis.
Jika manajemen cenderung kaku dan tertutup, maka keterlibatan
pegawai dalam hal pembinaan karirnya sendiri juga cenderung minimal.
Sebaliknya, jika manajemen cenderung terbuka, partisipatif, dan demokratis,
maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan karir mereka juga cenderung besar.
Dengan kata lain, karir seorang pegawai tidak hanya tergantung
pada faktor-faktor internal di dalam dirinya (seperti motivasi untuk bekerja
keras dan kemauan untuk ingin maju), tetapi juga sangat tergantung pada
faktor-faktor eksternal seperti manajemen. Banyak pegawai yang sebenarnya
pekerja keras, cerdas, jujur, terpaksa tidak berhasil meniti karir dengan baik,
hanya karena pegawai ini “terjebak” dalam sistem manajemen yang buruk.
Menurut Sondang P. Siagian (2006:215) faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan karir seorang karyawan adalah :
- Prestasi Kerja Faktor yang paling penting untuk
meningkatkan dan mengembangkan karir seorang karyawan adalah pada prestasi
kerjanya dalam melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya. Tanpa prestasi
kerja yang memuaskan, sukar bagi seorang pekerja untuk diusulkan oleh
atasannya agar dipertimbangkan untuk dipromosikan ke pekerjaan atau
jabatan yang lebih tinggi di masa depan.
- Pengenalan oleh pihak lain Adalah berbagai pihak yang
berwenang memutuskan layak tidaknya seseorang dipromosikan seperti atasan
langsung dan pimpinan bagian kepegawaian yang mengetahui kemampuan dan
prestasi kerja seorang pegawai.
- Kesetiaan pada organisasi Merupakan dedikasi seorang
karyawan yang ingin terus berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja
untuk jangka waktu yang lama.
- Pembimbing dan sponsor Pembimbing adalah orang yang
memberikan nasehat-nasehat atau saran-saran kepada karyawan dalam upaya
mengembangkan karirnya. Sedangkan sponsor adalah seseorang di dalam
institusi pendidikan yang dapat menciptakan kesempatan bagi karyawan untuk
mengembangkan karirnya.
- Dukungan para bawahan Merupakan dukungan yang diberikan
para bawahan dalam bentuk mensukseskan tugas manajer yang bersangkutan.
- Kesempatan untuk bertumbuh Merupakan kesempatan yang
diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuannya, baik melalui
pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya.
- Pengunduran diri
Merupakan keputusan seorang karyawan untuk berhenti bekerja dan
beralih ke institusi pendidikan lain yang memberikan kesempatan lebih besar untuk
mengembangkan karir.
E. Manfaat pengembangan karir
Pada dasarnya pengembangan karir dapat bermanfaat bagi
organisasi maupun karyawan.
a)Bagi organisasi, pengembangan karir dapat :
- Menjamin ketersediaan bakat yang diperlukan
- Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan dan
mempertahankan karyawan yang berkualitas
- Agar kelompok – kelompok minoritas dan wanita mempunyai
kesempatan yang sama untuk meningkatkan karir.
- Mengurangi frustasi karyawan
b)Bagi karyawan, pengembangan karir identik dengan
keberhasilan karena pengembangan karir bermanfaat untuk dapat :
- Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya
- Menambah tantangan dalam bekerja
- Meningkatkan otonomi
- Meningkatkan tanggung jawab
III. PERENCANAAN KARIR INDIVIDU DAN ORGANISASI
A. Perencanaan Karier yang Terpusat pada Individu
Perencanaan karier yang terpusat pada individu memfokuskan pada
karier individual dari pada kebutuhan organisasi itu. Ini dilakukan oleh
karyawan sendiri, dan keterampilan individual menjadi focus dari analisis ini.
Analisis seperti ini mungkin mempertimbangkan situasi baik dalam maupun di luar
organisasi yang dapat mengembangkan karir seseorang.Pengurangan dan memperkecil
organisasi telah mengubah perencanaan karir bagi banyak orang. Mereka menemukan
diri mereka dalam “transisi karier” dengan kata lain membutuhkan pekerjaan
baru.
Perspektif individual dalam perencanaan karier:
- Mengidentifikasikan kemampuan dan minat individual.
- Merencanakan tujuan hidup dan pekerjaan.
- Mengukur jalur alternative di dalam dan luar organisasi.
- Mencatat perubahan dan tujuan sebagaimana tahapan
karier.
Menurut Simamora, individu merencanakan karir guna
meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan
mempertahankan kemampuan pasar dalam pasar tenaga kerja yang berubah. Disisi
lain, organisasi mendorong manajemen karir individu:
- Mengembangkan dan mempromosikan karyawan dari dalam
perusahaan.
- Mengurangi kekurangan tenaga kerja berbakat yang dapat
dipromosikan.
- Menyatakan minat pada karyawan.
- Meningkatkan produktivitas.
- Menciptakan cita rekruitmen yang positif.
B. Perencanaan Karir yang Terpusat pada Organisasi
Perencanaan karier yang terpusat pada organisasi memfokuskan
pada pekerjaan-pekerjaan dan pada pembangunan jalur karier yang menyediakan
tempat bagi kemajuan logis dari orang- orang, diantara berbagai pekerjaan yang
ada dalam organisasi. Jalur jalur ini adalah yang dapat diikuti oleh individu
untuk mengembangkan unit-unit organisasi tertentu.
Sebagai contoh, seseorang mungkin saja memasuki departemen
penjualan sebagai seorang penasihat penjualan, kemudian dipromosikan sebagai
penanggung jawab laporan keuangan, menjadi manajer penjualan, dan akhirnya
menjadi wakil presiden bagian penjualan.
Perspektif organisasi dalam perencanaan karier:
- Mengidentifikasikan kebutuhan staffing organisasi
dimasa mendatang
- Rencana jenjang karier.
- Mengukur potensi individual dan kebutuhan pelatihan.
- Mencocokan kebutuhan organisasi dengan kemampuan
individual.
- Mengaudit dan mengembangkan system karir dan
organisasi.
IV. MANAJEMEN KARIR
A. Pengertian Manajemen Karir
Manajemen Karir (Career Management) merupakan proses
berkelanjutan dalam Penyiapan, Penerapan, dan Pemantauan rencana-rencana karir
yang dilakukan oleh individu seiring dengan sistem karir organisasi. Anda
dalam membangun Karir Profesional perlu memahami Perilaku Organisasi dalam
Pengembangan Karir, sehingga proses Anda melalui tahapan untuk Jenjang Karir
berikutnya akan berlangsung simultan.
B. Manajemen karir Individual (Individual Career Management)
Kesuksesan psikologis merupakan tujuan tertinggi dari karir
seseorang, yaitu perasaan bangga atas prestasi seseorang yang didapatkan ketika
tujuan terpenting dalam kehidupannya tercapai. Hal ini bertolak belakang
dengan keberhasilan vertikal yaitu meniti piramida korporat sebagaimana dalam
kontrak karir yang lama.
Menurut Daniel B. Turbon, suksesnya karir diukur
dengan salary dan promosi. Para peneliti beranggapan bahwa
definisi dari kesuksesan karir juga meliputi persepsi orang tersebut tentang
kesuksesan karir (karir yang sukses).
Promosi dan perubahan jabatan (employment change) dapat
menentukan siapa yang akan maju dan siapa yang tetap. Perubahan jabatan tidak
hanya menyebabkan perbedaan pekerjaan dan reward, tetapi juga
perbedaan lingkungan dan dengan siapa orang tersebut berinteraksi. Dengan
demikian perubahan jabatan dapat menyebabkan perubahan kehidupan seseorang.
Promosi awal adalah penting dalam membentuk karir organisasi.Berdasarkan survey
pada beberapa CEO, promosi dalam perusahaan didasarkan pada social
presentability, visibility, organizational domean ataupolitical
skill. Bukti-bukti tersebut mengindikasikan bahwa kecakapan manajemen dapat
meningkatkan kesuksesan karir individu. (Kilduff dan Day, 1994).
C. Manajemen Karir Organisasional (Organizational Career
Management)
Manajemen karir organisasional mencakup berbagai kebijakan dan
tindakan organisasi untuk meningkatkan efektivitas karir dari
pekerjaannya (Orpen, 1994). Definisi karir organisasi mengacu pada
struktur karyawan dan praktek-praktek yang memberi panduan bagaimana merekrut,
mengembangkan dan memberi tugas kepada karyawan (Gaetner, 1988).
Karir organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Sejauh mana perekrutan dibatasi hanya pada
pekerjaan-pekerjaan tingkat bawah.
- Sejauh mana promosi ke jabatan yang lebih tinggi
berasal dari dalam.
- Sejauh mana penyelenggaraan trainingdan
pengembangan karyawan di semua level.
- Sejauh mana komitmen perusahaan terhadap keselamatan
karyawan.
Perusahaan yang berorientasi pada karir seperti ini akan
memperlakukan karyawan sebagai sumberdaya yang berharga, yang harus dilatih,
dikembangkan dan dipertahankan. Kunci penerapan karir adalah mobilitas dan
kesempatan karir internal bagi para karyawan. Pola karir seperti ini dapat
menjadi kaku dan menghambat strukturnya sesuai lingkungannya. Oleh karena itu,
disain karir haruslah logis, linear, rasional dan terencana serta opurtunistik
dan incremental. Selain harus logis, teratur dan bisa diprediksi,
karir juga harus adaptif dan memberikan kemampuan organisasi untuk berubah dan
memberi iklim yang memungkinkan tercapainya tujuan organisasi.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar